Globalisasi Bagi Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan umumnya dikenal dengan pola hidup yang sederhana, pekerja keras, dan yang paling melekat pada masyarakat pedesaan adalah kegotong royongan. Lain halnya dengan masyarakat kota yang lebih senang individual, masyarakat desa justru akan langsung bergotong royong membantu siapa saja yang memang sedang dalam masalah, itu sebabnya ikatan kekerabatan di daerah pedesaan lebih kental.
Itu mungkin sebagian kebaikan pola hidup di pedesaan, tapi ada juga hal negative di dalam pola hidup mereka, seperti halnya kepercayaan mereka yang begitu kuat terhadap hal-hal seperti tahayul dan semacamnya membuat mereka tak dapat berfikir secara logika dan realistis. Masyarakat pedesaan juga memiliki semacam ketidak pedean terhadap diri mereka di hadapan kemodernisasian, menyebabkan mereka enggan untuk mengetahui dan mempelajari tekhnologi.
Namun tak dapat dipungkiri pada akhirnya manusia mau tak mau harus mengikuti peradaban karena jika tidak mereka akan terseleksi sebagaimana seharusnya seleksi alam terjadi. Hanya diperlukan sebuah proses globalisasi untuk mengubah pandangan dan pola pikir para masyarakat pedesaan. Pengaruh globalisasi telah merambah pada semua aspek kehidupan dan semua kalangan dan lapisan masyarakat, termasuk masyarakat di pedesaan. Meraka bisa menangkap siaran televisi dari mana saja, sehingga bisa melihat perkembangan yang terjadi di dunia luar, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu memberikan pengaruh yang luas pada masyarakat, terutama terhadap pola pikir mereka. Lalu apa perubahan pola pikir yang telah terjadi ? Beberapa yang dapat kita lihat dan rasakan dari perubahan pola pikir itu antara lain :
1. Cara pandang masyarakat tentang pendidikan mulai berubah, semula meraka berpikir bahwa pendidikan di sekolah semata-mata hanya untuk mencari pekerjaan, terutama untuk menjadi Pegawai (Negeri maupun swasta). Sekarang mereka mulai berpikir bahwa pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Cara bercocok tanam yang semula sangat tradisional, kini mulai beralih kepada cara-cara bercocok tanam modern, dengan peralatan dan sistem bercocok tanam yang intensif
3. Sistem kemasyarakatan yg semula sangat kuat dalam bergotong royong, mulai berubah menuju kepada sistem indivialisme (dampak negatif).
Kesehatan Bagi Masyarakat Perkotaan
Jika kita membicarakan mengenai masyarakat perkotaan maka itu berarti hal-hal yang bertolak belakang dengan masyarakat pedesaan. Jika masyarakat pedesaan dikenal dengan kata ‘sederhana’, ‘pekerja keras’ dan ‘gotong royong’, maka masyarakat perkotaan adalah ‘modern’, ‘instant’, dan ‘individualisme’.
Memang hidup di perkotaan sangat sibuk dan sulit membagi waktu yang menyebabkan masyarakat perkotaan lebih prefer kepada hal-hal yang instant namun modern tanpa harus banyak tangan. Hal ini ternyata tidak selamanya memberikan dampak positif, ada juga hal negatif yang akan timbul. Dari sekian banyak dampak negatif yang timbul, kesehatan menjadi satu dampak yang menonjol dan muncul ke permukaan. Kepadatan rutinitas merupakan satu faktor utama pergeseran masyarakat untuk berolah raga dan makan makanan yang sehat. Kemudian akhir-akhir ini kita sering mendengar tentang pemanasan global dan perubahan iklim, juga polusi udara yang jelas hanya ada di perkotaan ikut menyumbang faktor-faktor pendukung timbulnya penyakit bagi masyarakat perkotaan.
Padahal kesehatan tubuh ini sangatlah berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat kota, mulai dari berdagang, berbisnis, atau hanya sekedar jalan-jalan di kota. Lalu bagaimanakah seharusnya masyarakat perkotaan mengatasi permasalahan ini?
Kita bisa menyarankan kepada pemerintah agar membuat peraturan yang ketat terkait pencemaran lingkungan udara, air ataupun tanah. Juga menyarankan kepada kepolisian agar menjaga lalu lintas tetap lancar sehinnga mengurangi emisi gas yang terbuang ke udara. Juga peran masyarakat terhadap lingkungan itu sendiri sangat berpengaruh besar.
No comments:
Post a Comment